Software Defined Radio dalam Komunikasi

Bandung – Humas BRIN. Desain perangkat komunikasi wireless salah satunya terkait dengan Software Defined Radio (SDR). Teknologi ini secara luas digunakan pada kegiatan pengembangan dan aplikasi bidang telekomunikasi seperti handphone, satelit dan lainnya. 

Budiman Putra Asma’ur Rohman menjelaskan bahwa SDR berfungsi untuk memaksimalkan programmable hardware untuk membangun sebuah radio yang berbasis software. Teknologi SDR diimplementasikan diberbagai fungsi pada radio, seperti, modulasi, pengolahan sinyal, link-layer protocol pada software.

“SDR bersifat fleksibel, multiservice, multistandard, reconfigurable, dan reprogrammable,” tuturnya dalam Webinar PRT Seri #10 yang mengangkat topik “Embedded System pada Bidang Telekomunikasi,” Selasa (14/11).

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Telekomukasi ini menjelaskan Software-defined radio (SDR) adalah sistem komunikasi radio dimana komponen-komponen yang umumnya menggunakan perangkat keras seperti mixer, filter, amplifier, modulator/demodulator dan detector digantikan dengan pengimplementasian perangkat lunak. Ia menyampaikan bahwa berdasarkan posisi antarmuka analog-digitalnya, arsitektur SDR bisa dibagi menjadi 3, yaitu (1)Baseband-Sampling SDR, (2) IF-Sampling SDR, dan (3) Direct-RF (Almost Digital) SDR.

Lebih lanjut, dirinya menjelaskan bahwa baseband sampling SDR ini memiliki antar muka analog digital pada kecepatan pemprosesan baseband dengan semua modulasi dan demodulasi dilakukan dalam domain analog. Sementara IF-Sampling SDR menggunakan pemrosesan superheterodyne dengan modulasi antara baseband dan IF dilakukan pada bagian digital, dan transisi antara IF dan RF menggunakan sirkuit analog. Dan Direct-RF SDR ada arsitektur yang memiliki sampling rate yang paling tinggi sampai saat ini sebagai implikasi dan kemajuan teknologi DAC/ADC. Pada SDR dengan arsitektur ini hampir semua proses beroperasi secara digital, contohnya adalah teknologi RFSoC (Radio Frequency System on Chip).

“SDR yang ada umum di pasaran saat ini adalah IF-Sampling SDR. Sedangkan teknologi SDR yang paling terakhir adalah Direct-RF (Almost Digital) SDR dengan pengolahannya hampir semua diproses secara digital dengan sampling rate yang paling tinggi dibanding arsitektur yang lain,” jelas Budiman.

SDR merupakan sistem komunikasi radio yang bersifat dapat direkonfigurasi ulang dengan perangkat lunak sehingga keberadaannya sangat membantu dalam penelitian dan pengembangan.

“Peneliti maupun pengembang dalam bidang telekomunikasi pada kegiatan litbangnya sangat mungkin perlu mengubah konfigurasi dan parameter sistem telekomunikasi yang dikembangkannya yang jika menggunakan sistem radio konvensional cukup membutuhkan waktu dan biaya,” tuturnya.

Badan Riset dan Inovasi Nasional, melalui Pusat Riset Telekomunikasi melakukan riset dengan memanfaatkan SDR untuk beberapa kegiatan termasuk cognitive radio, cognitive radar, radar-UAV dan termasuk pengembangan tool testbed untuk pengujian system sensing dan telekomunikasi yang dikembangkan.

Nasrullah Armi, Kepala Pusat Riset Telekomunikasi menyampaikan bahwa sistem telekomunikasi, sekarang arahnya ke berbasis software. Harapannya tentu akan lebih banyak penelitian yang fokus pada penggunaan SDR untuk bidang-bidang telekomunikasi.

“Banyak penelitian bidang telekomunikasi saat ini yang memanfaatkan SDR spt Radar, cognitive radio, dll. Karena SDR lbh fleksibel dan fungsional. Untuk melakukan fungsi yg berbeda, tidak perlu melakukan perubahan hardware. Hanya dengan pemrograman disisi software,” ucap Nasrullah. (kg)

Baca artikel selengkapnyahttps://brin.go.id/news/116762/software-defined-radio-dalam-telekomunikasi